1dtk.com - Buat kamu yang lagi nyiapin itinerary liburan ke Seoul, ada satu info yang mungkin belum banyak diketahui traveler Indonesia: sejak tahun lalu, Pemerintah Korea Selatan meluncurkan Climate Card. Kartu ini bisa bikin pengeluaran transportasi kamu lebih hemat dibanding pakai T-Money, apalagi kalau niatnya mau banyak keliling naik subway dan bus di area Seoul.
Yang bikin menarik, bahkan orang lokal pun banyak yang belum tahu. Saya sendiri nemu kartu ini waktu trip akhir Desember 2024 sampai Januari 2025. Pas kasih tahu host apartemen saya yang orang Seoul, dia sampai kaget sambil ketawa, “Oh.. iya iya, bener kamu,” katanya.
Awalnya, coverage Climate Card cuma untuk subway dan bus di area Seoul. Tapi sejak Januari 2025, ada tambahan: tiket ini juga mencakup one-way all-stop train AREX dari Seoul Station menuju Incheon Airport (sayangnya tidak berlaku untuk rute sebaliknya). Jadi kalau pulangnya dari Seoul ke bandara, kamu bisa hemat tanpa beli tiket terpisah.
Cara beli & harga
Kartu kosong Climate Card dijual di convenience store seperti GS25, CU, atau 7-Eleven, tapi catatan penting kamu nggak akan nemu kartu ini di Incheon Airport atau Seoul Station karena di dua lokasi itu sudah jelas ada tulisan “NO Climate Card” saking banyak turis yang cari di sana. Harganya 3.000 KRW untuk kartu kosong.
Untuk top-up, kamu bisa pilih durasi sesuai kebutuhan. Waktu saya di Seoul 10 hari, saya top-up unlimited 7 days seharga 20.000 KRW. Setelah masa aktif habis, baru bisa diisi lagi sistemnya tidak bisa di-overlap. Misalnya hari ke-5 kamu mau tambah durasi, nggak bisa. Harus nunggu masa berlaku habis dulu atau minta kartu dinonaktifkan.
Baca juga: Menemukan Keindahan Tersembunyi di Pedesaan China
Kekurangan yang perlu diwaspadai
Mesin top-up Climate Card nggak tersedia di semua stasiun subway. Dari pengalaman pribadi, saya nemu mesin ini di Seoul Station, tapi di Yeongdeungpo Station (tempat saya menginap) hanya tersedia mesin untuk T-Money. Akhirnya, tiap mau isi ulang, saya harus naik subway dulu ke Seoul Station, keluar 1.500 KRW sekali jalan. Lumayan repot kalau waktunya mepet.
Pernah juga saya mau top-up 3 hari tambahan pas masih ada masa aktif, ternyata nggak bisa. Jadi harus balik lagi keesokan harinya. Artinya, kalau mau praktis, atur durasi top-up sesuai itinerary biar nggak buang waktu dan ongkos bolak-balik.
Batas wilayah & tambahan biaya
Climate Card berlaku di area Seoul saja. Misalnya mau ke Suwon lewat Line 1, batas terakhir yang ter-cover adalah Seoksu Station. Waktu saya ke Hwaseo Station (dekat Suwon), ternyata sudah di luar area, jadi saya harus bayar 2.000 KRW tambahan secara tunai ke petugas di gate. Pulangnya juga sama, beli tiket lanjutan di mesin di luar gate.
Perlu bawa T-Money juga?
Menurut saya, T-Money itu “penting nggak penting.” Kalau semua rute kamu ada di dalam coverage Climate Card, ya nggak terlalu perlu. Tapi kalau mau ke tempat seperti Everland (dari Gangnam naik bus khusus di luar coverage), kamu butuh cara bayar lain. Waktu saya naik bus ini, tarifnya 2.900 KRW sekali jalan dan saya bayar tunai di mesin kecil sebelah supir.
Untuk belanja, jajanan Myeongdong bisa dibayar cash, sementara restoran dan merchant besar umumnya terima kartu kredit yang malah lebih bagus kursnya daripada tukar uang di money changer. Plus, transaksi kartu kredit bisa dapat miles untuk tiket pesawat gratis, lumayan kan?
Refund & kenang-kenangan
Semua kartu transportasi di Korea (termasuk T-Money, single-trip card, dan Climate Card) punya sistem refund deposit. Untuk Climate Card, saya sengaja nggak refund supaya bisa disimpan sebagai kenang-kenangan, siapa tahu balik lagi ke Seoul dalam waktu dekat. Apalagi visa turis saya berlaku multiple entry 5 tahun.
Oh iya, sedikit bonus info: menurut saya, Suwon Library nggak terlalu worth it kalau tujuannya foto-foto. Kalau mau spot keren untuk baca buku atau foto estetik, mending ke Starfield Coex Library. Lebih megah dan nggak bikin rasa “kok beda sama di konten orang” muncul.