1dtk.com - Jujur aja, saya termasuk tipe orang yang jarang terpikir buat nyobain maskapai Tiongkok. Biasanya kalau mau ke Jepang, pilihan saya ya itu-itu aja: full service airline yang udah familiar atau LCC (low cost carrier) yang tiketnya kadang lebih murah tapi bagasi bayar sendiri. Tapi Desember 2024 kemarin, saya nemu promo yang bikin mikir, “Ya udah deh, ini kayaknya saatnya nyoba.”
Tiket Xiamen Airlines rute CGK – Xiamen – KIX (Osaka), harga cuma Rp3,7 juta pulang pergi. Bukan per orang lho ya, tapi itu harga yang rasanya udah jarang banget buat ke Jepang sekarang. Saya beli untuk bertiga, sekeluarga. Totalnya ya sekitar 11 juta lebih dikit.
Buat yang belum tahu, Xiamen Airlines ini maskapai dari kota Xiamen, Tiongkok. Mereka bukan LCC, jadi bagasi udah termasuk, makan di pesawat ada, dan kursinya biasanya lebih lega dibanding low-cost. Tapi, ya namanya juga pesawat transit, artinya kita harus siap dengan jadwal yang nggak selalu “ramah turis”.
Dari CGK: Awal Perjalanan yang Agak Ngaret
Tanggal 5 Juni 2025, kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Jadwal penerbangan awalnya jam 16.30, tapi ternyata delay sekitar 1 jam. Ya udah lah, delay sejam masih masuk kategori wajar, apalagi saya udah antisipasi karena ini penerbangan internasional.
Check-in di CGK cukup lancar. Staf Xiamen Airlines lumayan ramah, nggak ribet sama dokumen, cuma pastikan kita punya tiket lanjutan dan paspor masih berlaku lama. Proses imigrasi di CGK juga cepat, mungkin karena bukan jam sibuk.
Begitu naik pesawat, saya langsung notice kalau interiornya masih terawat. Kursi cukup empuk, legroom lumayan lega buat saya yang tingginya 170 cm. Penerbangan ini berangkat sore, jadi selama perjalanan menuju Xiamen, langit mulai gelap di luar jendela. Nggak ada drama turbulence yang berarti, jadi enak aja duduk sambil nonton film bawaan sistem hiburan mereka.
Sampai Xiamen: Transit Panjang tapi Nyaman
Begitu mendarat di Bandara Xiamen Gaoqi (XMN), saya langsung siap-siap mental karena transit kami lumayan lama: 7 jam. Banyak orang biasanya bakal mikir, “Duh, 7 jam di bandara, ngapain aja?” Tapi ternyata, pengalaman transit kali ini cukup menyenangkan.
Pertama, proses imigrasi di Xiamen super gampang. Petugas cuma periksa paspor, tanya sekilas tujuan akhir, terus cap paspor. Nggak ada pertanyaan aneh-aneh soal barang bawaan atau visa. Karena kami hanya transit dan penerbangan berikutnya masih dari terminal yang sama, kami nggak perlu ambil bagasi. Bagasi otomatis diurus sampai tujuan akhir di Osaka.
Bandara Xiamen sendiri ternyata lumayan nyaman dan... sepi! Mungkin karena bukan hub besar kayak Beijing atau Shanghai, jadi suasananya lebih santai. Banyak bangku kosong buat duduk atau bahkan rebahan. Beberapa penumpang lain juga tidur sambil selimutan.
Yang paling saya suka, di bandara ini ada air panas dan dingin gratis. Jadi, bekal Pop Mie yang saya bawa dari rumah akhirnya jadi penyelamat. Tinggal tuang air panas, udah deh makan mie instan sambil ngobrol. Rasanya jauh lebih nikmat karena suasananya tenang, nggak ribut seperti bandara besar lain.
Kalau lapar dan mau makan sesuatu yang proper, ada beberapa restoran juga. Harganya memang standar bandara, tapi setidaknya ada pilihan selain fast food. Menurut saya pribadi, fasilitasnya jauh lebih oke daripada Bandara Manila yang pernah saya singgahi.
Makan di Pesawat: Jangan Berharap Makan Berat Tengah Malam
Penerbangan berikutnya dari Xiamen ke Osaka dijadwalkan tengah malam, tepatnya jam 00.30. Nah, karena waktunya tengah malam, jangan harap dapat makan berat. Kami cuma dikasih snack dan minuman. Lumayan sih buat ganjal perut, tapi kalau lapar banget, sebaiknya beli makan dulu di bandara sebelum boarding.
Untungnya, kursi tetap nyaman. Karena capek setelah perjalanan sore dari Jakarta dan transit cukup lama, saya langsung bisa tidur pulas di pesawat. Bangun-bangun, udah mau mendarat di Osaka.
Baca juga: Tips Hemat Keliling Seoul dengan Climate Card
Dari Xiamen ke Osaka: Proses Lancar Tanpa Ribet
Penerbangan dari Xiamen ke Osaka memakan waktu sekitar 2,5 jam. Proses imigrasi di Jepang biasanya ketat, tapi di Kansai International Airport (KIX), petugas imigrasinya ramah dan nggak banyak tanya. Mereka cuma cek sidik jari, foto wajah, dan pastikan kita punya tiket pulang.
Begitu keluar bandara, rasanya kayak “akhirnya sampai juga”. Udara Osaka di awal Juni lumayan hangat tapi sejuk dibanding Jakarta. Perjalanan ini memang agak panjang dan butuh stamina ekstra, tapi sejauh ini semuanya berjalan mulus.
Tips Buat yang Mau Naik Xiamen Airlines ke Jepang
Berdasarkan pengalaman ini, saya punya beberapa tips kalau kamu mau ambil rute serupa:
Siapkan bekal makanan ringan
Meskipun ada snack di pesawat, jangan bergantung sama itu. Apalagi kalau transitnya lama dan waktunya berangkat tengah malam. Mie instan cup bisa jadi penyelamat.
Bawa botol minum kosong
Ada fasilitas air panas/dingin gratis di bandara Xiamen. Lumayan hemat daripada beli minuman.
Bawa powerbank dan kabel
Colokan di bandara Xiamen ada, tapi jumlahnya nggak banyak. Siapa cepat dia dapat.
Gunakan transit untuk istirahat
Bandara Xiamen cukup sepi, jadi cari spot yang nyaman buat tidur. Bawa jaket atau selimut kecil biar nggak kedinginan.
Pastikan jadwal penerbangan sesuai
Harga murah biasanya artinya transit panjang. Kalau kamu nggak masalah duduk lama di bandara, oke-oke aja. Tapi kalau tipe nggak betah diem, mungkin bakal bosan.
Kesimpulan Sementara: Worth It!
Saya belum tahu bagaimana pengalaman perjalanan pulang nanti karena saat menulis ini kami masih di Osaka. Tapi sejauh ini, Xiamen Airlines memberikan pengalaman yang cukup menyenangkan. Dengan harga tiket cuma Rp3,7 juta PP, fasilitas yang didapat sebanding, bahkan lebih dari ekspektasi saya.
Transit 7 jam memang panjang, tapi bandara Xiamen nyaman dan tidak seribet bandara besar lain. Proses imigrasi mulus, bagasi aman, dan suasana tenang. Satu-satunya kekurangan mungkin hanya di jam penerbangan yang kurang “ramah perut” karena berangkat tengah malam tanpa makan berat. Tapi itu bisa diantisipasi.
Kalau perjalanan pulang nanti sama lancarnya, bisa jadi Xiamen Airlines masuk ke daftar maskapai favorit saya untuk rute ke Jepang. Karena selain murah, mereka juga terbukti cukup on time (ya meskipun berangkat dari CGK sempat delay sejam), dan pelayanannya sopan.
Intinya, kalau kamu tipe traveler yang lebih mementingkan harga dan nggak masalah transit lama, Xiamen Airlines layak banget dicoba. Siapa tahu, pengalaman transit 7 jam di Xiamen justru jadi momen santai sebelum petualangan di Jepang dimulai.