Warga Buton Selatan Geger Temuan Petani Hilang di Perut Ular Piton Sepanjang Delapan Meter

Warga Buton Selatan Geger Temuan Petani Hilang di Perut Ular Piton Sepanjang Delapan Meter

1dtk.com - Sebuah kejadian menyeramkan sekaligus bikin geger warga Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, terungkap pada Sabtu (6/7) sore. Seorang petani berusia 63 tahun bernama LN, yang sempat dilaporkan hilang sejak Jumat pagi, ditemukan sudah tak bernyawa di dalam perut seekor ular piton sepanjang delapan meter.

Laode Risawal, Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Buton Selatan, membenarkan peristiwa itu ketika dikonfirmasi di Kendari. Ia menyebut tubuh korban pertama kali ditemukan warga sekitar pukul 14.30 WITA. “Korban yang merupakan seorang petani ditemukan oleh warga yang mendapati LN telah ditelan ular.,” katanya.

Cerita lengkapnya bikin bulu kuduk merinding. LN diketahui pergi ke kebun sejak pagi, tapi hingga malam tak juga pulang. Keluarganya mulai cemas ketika tetangga yang punya janji bertemu dengannya bertanya soal keberadaannya. Karena tak kunjung kembali, keluarga memutuskan menyusul ke kebun. Di sana mereka hanya menemukan motor LN terparkir di pinggir jalan. Suasana makin janggal.

Sertu Dirman, Babinsa Desa Majapahit, menuturkan, “Pihak keluarga kemudian mendatangi perkebunan dan mendapati sepeda motor korban masih terparkir di pinggir jalan.” Bersama warga, ia ikut menyisir area kebun, termasuk pondok kecil yang biasa digunakan LN. Hasilnya nihil.

Sampai akhirnya, warga melihat seekor piton besar yang terlihat “ganjil” tergeletak beberapa ratus meter dari pondok korban. “Saat itu warga mulai curiga karena ular tersebut terlihat menelan seseorang. Mereka lalu membunuh ular tersebut dan ternyata korban ada di dalam perutnya.,” jelas Dirman.

Warga yang curiga dengan ukuran ular dan gerakannya yang lamban langsung memutuskan membunuh reptil itu. Setelah perutnya dibelah, terkuak tubuh LN di dalamnya. Risawal mengatakan bahwa fenomena seperti ini baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Meski begitu, ia mengakui kemunculan ular sudah sering terjadi di desa ini, apalagi saat musim hujan. “Mereka memangsa ternak,” ujarnya.

Setelah kejadian memilukan itu, jenazah LN dibawa ke rumahnya oleh warga dan tim BPBD untuk dimakamkan. Para tetangga dan kerabat terlihat tak kuasa menahan tangis menyaksikan kondisi korban.

Kalau melihat pola yang sering terjadi, kemunculan ular besar biasanya memang meningkat saat musim hujan. Banyak hewan kecil yang jadi incaran mereka juga keluar dari sarang karena lahan tergenang. Buat ular lapar, manusia yang sendirian di kebun dengan gerakan minim bisa dianggap mangsa.

Yang bikin miris, warga di kawasan ini sering kali belum terlalu memperhatikan risiko serangan satwa liar saat beraktivitas di kebun. Sepintas kayak sepele, padahal faktanya ancaman nyata banget. “Warga awalnya merasa curiga karena melihat penampakan ular tersebut,” Risawal menambahkan.

Fenomena orang dimakan ular memang jarang, tapi bukan hal mustahil di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah beberapa kali berita serupa muncul di Sulawesi dan Sumatera. Biasanya korbannya memang petani yang beraktivitas sendirian di kebun atau hutan dengan vegetasi lebat.

Bagi warga sipil, petani, maupun aparatur yang bekerja di daerah dengan ekosistem seperti ini, kasus LN jadi pengingat untuk lebih waspada. Beberapa hal sederhana seperti berkelompok saat ke kebun, membawa tongkat, mengenakan sepatu bot tebal, dan rajin mengamati sekitar bisa membantu meminimalkan risiko.

Kalau sudah menemukan ular yang mencurigakan dengan perut besar dan gerakan lambat, jangan nekat dekat-dekat. Segera minta bantuan warga lain, karena hewan sebesar itu jelas berbahaya jika masih hidup.

Buat para pengusaha perkebunan yang punya lahan di kawasan rawan, bisa juga mempertimbangkan pemasangan pagar penghalang ular di sekitar area kerja. Memang terkesan remeh, tapi bisa menyelamatkan banyak nyawa.

Yang jelas, kejadian ini nggak cuma bikin publik kaget, tapi juga membuka mata kita tentang pentingnya memperhatikan lingkungan sekitar, bahkan untuk hal yang selama ini dianggap kecil. Alam memang indah, tapi juga bisa kejam kalau kita lengah.

Semoga keluarga LN diberi ketabahan. Dan bagi kita semua, semoga kejadian tragis di Buton Selatan ini cukup jadi pelajaran supaya lebih hati-hati dan aware dengan bahaya satwa liar. Kadang yang kita kira cuma cerita film ternyata bisa kejadian di kampung sendiri.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال